Tugas posting :Kondisi Perfilman Indonesia

Perfilman Indonesia pernah mengalami krisis hebat ketika Usmar Ismail menutup studionya tahun 1957. Pada tahun 1992 terjadi lagi krisis besar. Tahun 1991 jumlah produksi hanya 25 judul film (padahal rata-rata produksi film nasional sekitar 70 - 100 film per tahun). Yang menarik, krisis kedua ini tumbuh seperti yang terjadi di Eropa tahun 1980, yakni tumbuh dalam tautan munculnya industri cetak raksasa, televisi, video, dan radio. Dan itu didukung oleh kelembagaan distribusi pengawasannya yang melahirkan mata rantai penciptaan dan pasar yang beragam sekaligus saling berhubungan, namun juga masing-masing tumbuh lebih khusus. Celakanya di Indonesia dasar struktur dari keadaan tersebut belum siap. Seperti belum efektifnya jaminan hukum dan pengawasan terhadap pasar video, untuk menjadikannya pasar kedua perfilman nasional setelah bioskop.
Faktor yang mempengaruhi rendahnya mutu film nasional salah satunya adalah rendahnya kwalitas teknis karyawan film. Ini disebabkan kondisi perfilman Indonesia tidak memberikan peluang bagi mereka yang berpotensi untuk berkembang.

Penurunan jumlah film maupun penonton di Indonesia sudah memprihatinkan. Jumlah penonton dalam skala nasional tahun 1977/78 - 1987/88 tercatat 937.700.000 penonton dan hingga tahun 1992 menurun sekitar 50 persen. Bahkan di Jakarta dari rata-rata 100.000 - 150.000 penonton, turun menjadi 77.665 penonton tahun 1991. Demikian juga dengan jumlah film, dari rata-rata 75 - 100 film pertahun, tahun 1991 / 92 menurun lebih daripada 50 % tahun 1993 surat izin produksi yang di keluarkan Deppen RI, sampai bulan Mei baru tercatat 8 buah film nasional untuk diproduksi.

Sedangkan sekarang ini, Perkembangan film di Indonesia begitu cepat. Terlihat dari banyaknya film yang diproduksi. Jumlah film yang diproduksi tahun 2007 sebanyak 78 judul film, meningkat 129 persen dibanding tahun 2006 yang hanya berjumlah 34 judul film.

Dunia film yang gemerlap selalu mengundang keingin-tahuan masyarakat. Di tengah pro-kontra regulasi perfilman Indonesia terlihat tekad kuat pemerintah untuk terus mendukung semua upaya perbaikan di dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas film Indonesia.

Dahulu film yang diputar di bioskop berformat seluloid, tapi sejalan dengan kemajuan teknologi saat ini film dapat diputar dalam format video sehingga industri perfilman dapat lebih cepat berkembang



Penggemar film di Indonesia
Kelompok 1.
Cenderung memilih mutu film sebab menonton film bukan sekedar mencari hiburan tapi menikmati karya seni film dalam arti yang lebih luas.

Kelompok 2.
Cenderung mengikuti arus. Pertimbangan mutu film tetap merupakan referensi bagi mereka.

Kelompok 3.
Tidak terlalu memilih, sekedar mencari hiburan saja.

Penonton Film Indonesia.
Berdasarkan angket penonton tahun 1988 dan 1989 yang dilakukan di Bandung, penonton film Indonesia adalah sebagian besar berusia antara 15 - 35 tahun (90%) dengan tekanan usia pada 20 - 25 tahun (40%), lelaki (57%) dan wanita (43%) yang berpendidikan SMA dan perguruan tinggi sebanyak 42% sedangkan 50% mengaku abstain. Mereka ini mengaku menonton film Indonesia lebih dari sekali selama sebulan (59%) dan ada 12% yang menonton lebih dari 5 kali dalam sebulan.[b][b]

iya gw bangga sejak film petualangan sherina muncul...
banyak yang mulai berani produksi film indonesia...
padahal jaman dulu 21 kebanyakan diisi ma film2 luar negri gitu...
nah sekarang justru klo kita liat adalah byk bgd film ind yang diputer di bioskop...
yg sgd disayangkan adalah....
lama2 film ind gak mutu alias ngikutin pasar bgd...
nih yah dulu film petualangan muncul trus pada ikutan bikin film petualangan,....
trus film percintaan booming trus byk bgd judul2 film dgn tema cinta....
nah film tema cinta ini yang bertahan trus,,,
trus film horor laris...
jadi byk yg bikin film horor....
film syur berbalut komedi laku trus berbondong2 pada ikutan produksi film dgn tema serupa.....
sekarang lagi jaman fil islamic n film yang diangkat dari novel nih....

wah ntr byk juga yang bikin ttg hal itu...
nah demam apa selanjutnya kita liat aja nanti...

gimana ya? di sisi lain, gue seneng bgt, film indonesia mulai menunjukkan kualitasnya. tapi di sisi lain, gue jg sebel bgt ngeliat film2 nggak bermutu yang bisanya cuma ngikutin pasar. gue yakin, para sutradara dan produser indonesia banyak bgt yg bagus, tapi ya itu tadi... mereka dikbatasi oleh selera pasar. kalo selera pasar lagi film horor, ya bikin deh film horor sebanyak2nya. kalo lagi jamannya film remaja cabul, ya bikin deh film semacam itu.

aaahhh.. . kita nggak bisa nyalahin mereka karena produser baru mau membiayai kalo film itu punya daya jual. daya jual pun dipengaruhi dengan selera pasar...

tapi kita juga patut bersyukur, masih ada film2 kayak denias, perempuan punya cerita, laskar pelangi, dll. film2 itu nunjukkin kalo kita nggak kalah dengan hollywood bahkan bollywood!!!!

Itu mungkin dikarenakan pasar film Indonesia yang belom dewasa... Yg masih belom mampu buat milih film-film yang bermutu. Ga bisa dipungkiri, para pembuat film juga mengikuti pasar...

gw bingung yaa sama kondisi perfilman kita. setelah sekian lama ga punya film indonesia yang sukses masuk bioskop, akhirnya mulai bermunculan senias2 yang berhasil menghasilkan karya-karyanya yang oke punya. tapiiii... kok, kayanya lama-lama film indonesia jadi agak-agak nyampah yaa?!

Tau tuh... Film-film yang berkualitas cuma dikit...

ooow..

Di Indonesia pernah ada ga masa2x nonton bioskop dari mobil (parking movie kali ye,,he3x) kaya di luar negeri gitu?? Apa cuma ada layar tancep doang??

Kondisi perfilman Indonesia menunjukkan selera perfilman orang2 yang niat mau nonton, secara hanya orang-orang yang niat mau nonton aja yang ke bioskop, lain ama sinetron yang siapa aja bisa nonton..

perfilman indonesia?
aneh ya... pada takut bikin film bagus, smuanya cuman ngikutin sebelahnya, ga berani bikin suatu perubahan... sama kayak dunia musik di sini... band baru banyak, tapi lagunya sama smua...wkwkwkwkwk....sory jadi OOT

wah selain film di bioskop yang cuma mengusung tema-tema horor n film yang niatnya lucu tp malah jadi porno...di indonesia tuh lg demen-demenya para penulis skenario bikin sinetron jiplakan dari drama-drama asia gitu........yah gw g perlu sebutin judul2nya lo semua pasti juga udah tau deh..

Gw khawatir, dunia perfileman Indonesia bakal terpuruk lagi...

duh jangan sampai terpuruk lagi donng..sebenernya film indonesia skrg lg berjaya bgt! di nioskop film" indonesia udah mulai mendominasi,,yaah biarpun kadang" isinya gak jelas tp yang ntn jg banyak,,jd penonton skrg sbnrnya pengen bgt ntn film indonesia... kalau bisa yg bermutu laah..jgn mau kalah sm film luar..

hmm.. sebenernya sih kenapa sutradara harus bikin film yang itu-itu lagi, karena pasar juga. mereka kan juga ngeliat pasar seperti apa. kalo toh orang-orang indonesia masih punya selera yang monoton yaa gini deh hasilnya

duuuhh

sekarang emang kaya gitu yaaa....

film d'Indonesia da pada ga ada yang bermutu.....

asal jadi aje....

kadang tuh film critanya ga masuk akal....

kaya horor gitu deh